Jabatan General Manager Hotel Dafam Semarang, yang saat ini direngkuhnya, boleh jadi merupakan “puncak kejutan” dari lelakon hidup panjang dan penuh kegilaan itu.
JOGJA dan Jakarta. Dua kota yang paling penuh kenangan bagi seorang Handono S Putro. Dilahirkan di Jakarta, tapi dia dibesarkan di Jogja, kampung halaman kakek-neneknya. Ibukota kembali memanggil, juga menempanya, sebelum dia meretas jalan sukses di karir yang tak pernah terpikir sebelumnya: dunia perhotelan.
Dunia hotel, yang menuntut penampilan bersih, klimis, serbatertata dan wangi yang dilakoninya kini, jelas tak pernah berkerabat dengan jagad seni yang serbabebas dengan ekspresi tak terbatas yang lama diakrabi Handono sebelumnya. Semasih di Jogja, pria kelahiran Jakarta, 28 Oktober 1972 ini memang menguyupi seni. Bahkan, selulus SMA, dia memilih kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja.
Namun, Handono sepertinya memang terlahir sebagai seniman alam. Darah seni gawan bayi, dan doyan ngedan. Terutama dalam urusan melahirkan gagasan-gagasan dan menyikapi kehidupan. Energinya senantiasa membuncah. Tanpa peduli ada yang mengapresiasi atau tidak samasekali. Pokoknya, seni. Nyeni. Nyeniman. “Ngamen pun lumayan lama saya jalani. Nggak peduli gimana pendapat orang,” ungkapnya. Terkesan asal, tapi bukan asal-asalan. Ibarat “seniman tanpa tanda jasa.”
Tekad kuat dan semangat adalah modal hidup yang juga gawan bayi. Optimisme selalu melekat di tiap langkahnya. ”Menjalani hidup, saya selalu optimis. Memandang segala sesuatu dengan positive thinking. Bahkan yang negatif pun, akan selalu saya positifkan,” ungkap Handono.
Sebuah prinsip hidup yang mesti dibayar mahal Handono dengan tidak tuntas mencecap ilmu di ISI, yang ditinggalkannya di tengah jalan. Dan demi melihat tanpa juntrung serta tak bermasa depan, kedua orangtuanya pun lantas memboyongnya ke Jakarta.
Atas saran orangtua, kuliah Akademi Perhotelan dan Pariwisata Sahid Jakarta pun dilakoninya. Rela tak rela, dia masuki Jurusan Housekeeping. “Geli kalau ingat saat awal mau masuk dulu. Dalam benak saya, housekeeping itu berkaitan bidang interior. Nggak tahunya, setelah lulus dan pertama kerja di hotel, ternyata kerja saya disuruh bersih-bersih. Saya baru paham jika housekeeping itu ternyata seperti tukang sapu, samasekali bukan soal tata ruang atau interior seperti yang saya pikir,” ungkapnya sambil senyum, tentang pengalaman pertamanya sebelum menjadi room attendant Hotel Ibis Slipi, Jakarta.
Karir Mengalir
Sempat kecewa, tapi tak sampai berlarut. Kesalahpahaman itu justru melahirkan ketelanjuran baginya untuk lebih menyeriusi dunia perhotelan. Terbukti, karirnya terus mengalir, dari hotel ke hotel. DI Jakarta, setelah dari Ibis Slipi, sepanjang 1994 hingga 1997, tiga hotel dengan tiga posisi berbeda dirambahnya. Dari Assistant Executive Housekeeper Golden Boutique Hotel, Senior Housekeeping Supervisor Hotel Dusit Mangga Dua, hingga Housekeeping Supervisor Hotel Radisson Red Top Square.
Selepas itu, antara 1997 hingga tahun ini, sejumlah hotel di wilayah Jogja merasakan sentuhannya. Mulai posisi Executive Housekeeper Hotel Novotel, Room Division Manager Hotel Ibis Malioboro, hingga GM Santika Premiere. Di sesela itu, Handono juga sempat menjadi Executive Assistant Manager Hotel Novotel dan Ibis Solo.
Saat ini, selain bertengger di posisi puncak sebagai GM Hotel Dafam Semarang, Handono masih merangkap jabatan sebagai Korwil GM Jawa Tengah dan Jogja untuk Grup Hotel Santika yang diembannya sejak 2009.
Di tiap karir dan posisinya di hotel-hotel itu, Handono mengaku selalu menggabungkan manajemen maupun kepemimpinan berbasis seni. ”Jiwa ngedan seni saya tetap saya terapkan dalam pengelolaan hotel. Basic-nya tetap seni. Art. Karena manajemen itu sendiri adalah seni,” tuturnya.
Tak heran jika belakangan dia sukses menghelat event promo unik dan ”gila-gilaan”, menggantikan resepsionis Dafam dengan artis-artis ibukota, macam Lia Amelia, Trio Singo Edan (Furi, Ira, Dian), personel D'Kabel, dan Ageng Kiwi yang kebetulan sedang menjadi tamu hotelnya. ”Nyatanya artis-artis itu antusias banget jadi resepsionis, hahaha...” bebernya.
Sebelumnya, semasih di Santika Premiere Jogja, dia sempat bikin ”ulah” dengan mematok room rate hanya seharga 20 sen. ”Nggak nyangka, tamu sampai berebut, begitu antusias. Padahal untuk mencari kepingan uang sen itu kan nggak gampang,” kenangnya.
Ya, di tangan Handono, dunia perhotelan dan seni ”ugal-ugalan” menjadi berkerabat akrab. Wajar pula jika kemudian oleh Handono, konsep ”CSR” pun tidak lagi corporate social responsibilty (tanggungjawab sosial perusahaan), melainkan diikhtiarkan menjadi cultural social responsibilty alias tanggungjawab sosial budaya. teguh argari bisono/dwi nr
BioHandono
Nama : Handono S Putro
Jabatan: General Manager Hotel Dafam Semarang
Kelahiran: Jakarta, 28 Oktober 1972
Status: Menikah, dikaruniai tiga putri
Nama: Nabila (12), Zahra (11), Neyza (9)
Agama: Islam
Hobi: Musik, melukis, membaca, dan berpetualang
Pendidikan: DIII Akademi Perhotelan dan Pariwisata Sahid Jakarta (lulus 1994)
Pengalaman Karir:
2011-sekarang - GM Hotel Dafam Semarang
2009-2011 - Korwil GM Jawa Tengah dan Jogja untuk Grup Hotel Santika
- GM Santika Premiere Jogja
2008-2009 - Executive Assistant Manager Hotel Novotel dan Ibis Solo
2001-2008 - Room Division Manager Hotel Ibis Malioboro Yogyakarta
1997-2001 - Executive Housekeeper Hotel Novotel Yogyakarta
1997 - Assistant Executive Housekeeper Golden Boutique Hotel Jakarta
1996-1997 - Senior Housekeeping Supervisor Hotel Dusit Mangga Dua Jakarta
1995-1997 - Housekeeping Supervisor Hotel Radisson Red Top Square Jakarta
1994-1995 - Room Attendant Hotel Ibis Slipi Jakarta
Pengalaman Organisasi:
2010-sekarang - Direktur Eksekutif Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata (LSP Par) DIY
- Assessor Kompetensi bidang Hotel
2004-sekarang - Ketua Indonesian Housekeeper Association (IHKA) Regional Jogja- Jawa Tengah
- Pengurus/Litbang Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia ((PHRI) Cabang Jogja
-Anggota Ikatan Ahli Perhotelan Indonesia (Iapindo)
2010-2011 - Wakil Ketua Penyelenggara Jogja Travel Mart (JTM)
2004-2006 – Tim Ahli dalam Pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan Pehotelan Dikmenjur Jakarta
JOGJA dan Jakarta. Dua kota yang paling penuh kenangan bagi seorang Handono S Putro. Dilahirkan di Jakarta, tapi dia dibesarkan di Jogja, kampung halaman kakek-neneknya. Ibukota kembali memanggil, juga menempanya, sebelum dia meretas jalan sukses di karir yang tak pernah terpikir sebelumnya: dunia perhotelan.
Dunia hotel, yang menuntut penampilan bersih, klimis, serbatertata dan wangi yang dilakoninya kini, jelas tak pernah berkerabat dengan jagad seni yang serbabebas dengan ekspresi tak terbatas yang lama diakrabi Handono sebelumnya. Semasih di Jogja, pria kelahiran Jakarta, 28 Oktober 1972 ini memang menguyupi seni. Bahkan, selulus SMA, dia memilih kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja.
Namun, Handono sepertinya memang terlahir sebagai seniman alam. Darah seni gawan bayi, dan doyan ngedan. Terutama dalam urusan melahirkan gagasan-gagasan dan menyikapi kehidupan. Energinya senantiasa membuncah. Tanpa peduli ada yang mengapresiasi atau tidak samasekali. Pokoknya, seni. Nyeni. Nyeniman. “Ngamen pun lumayan lama saya jalani. Nggak peduli gimana pendapat orang,” ungkapnya. Terkesan asal, tapi bukan asal-asalan. Ibarat “seniman tanpa tanda jasa.”
Tekad kuat dan semangat adalah modal hidup yang juga gawan bayi. Optimisme selalu melekat di tiap langkahnya. ”Menjalani hidup, saya selalu optimis. Memandang segala sesuatu dengan positive thinking. Bahkan yang negatif pun, akan selalu saya positifkan,” ungkap Handono.
Sebuah prinsip hidup yang mesti dibayar mahal Handono dengan tidak tuntas mencecap ilmu di ISI, yang ditinggalkannya di tengah jalan. Dan demi melihat tanpa juntrung serta tak bermasa depan, kedua orangtuanya pun lantas memboyongnya ke Jakarta.
Atas saran orangtua, kuliah Akademi Perhotelan dan Pariwisata Sahid Jakarta pun dilakoninya. Rela tak rela, dia masuki Jurusan Housekeeping. “Geli kalau ingat saat awal mau masuk dulu. Dalam benak saya, housekeeping itu berkaitan bidang interior. Nggak tahunya, setelah lulus dan pertama kerja di hotel, ternyata kerja saya disuruh bersih-bersih. Saya baru paham jika housekeeping itu ternyata seperti tukang sapu, samasekali bukan soal tata ruang atau interior seperti yang saya pikir,” ungkapnya sambil senyum, tentang pengalaman pertamanya sebelum menjadi room attendant Hotel Ibis Slipi, Jakarta.
Karir Mengalir
Sempat kecewa, tapi tak sampai berlarut. Kesalahpahaman itu justru melahirkan ketelanjuran baginya untuk lebih menyeriusi dunia perhotelan. Terbukti, karirnya terus mengalir, dari hotel ke hotel. DI Jakarta, setelah dari Ibis Slipi, sepanjang 1994 hingga 1997, tiga hotel dengan tiga posisi berbeda dirambahnya. Dari Assistant Executive Housekeeper Golden Boutique Hotel, Senior Housekeeping Supervisor Hotel Dusit Mangga Dua, hingga Housekeeping Supervisor Hotel Radisson Red Top Square.
Selepas itu, antara 1997 hingga tahun ini, sejumlah hotel di wilayah Jogja merasakan sentuhannya. Mulai posisi Executive Housekeeper Hotel Novotel, Room Division Manager Hotel Ibis Malioboro, hingga GM Santika Premiere. Di sesela itu, Handono juga sempat menjadi Executive Assistant Manager Hotel Novotel dan Ibis Solo.
Saat ini, selain bertengger di posisi puncak sebagai GM Hotel Dafam Semarang, Handono masih merangkap jabatan sebagai Korwil GM Jawa Tengah dan Jogja untuk Grup Hotel Santika yang diembannya sejak 2009.
Di tiap karir dan posisinya di hotel-hotel itu, Handono mengaku selalu menggabungkan manajemen maupun kepemimpinan berbasis seni. ”Jiwa ngedan seni saya tetap saya terapkan dalam pengelolaan hotel. Basic-nya tetap seni. Art. Karena manajemen itu sendiri adalah seni,” tuturnya.
Tak heran jika belakangan dia sukses menghelat event promo unik dan ”gila-gilaan”, menggantikan resepsionis Dafam dengan artis-artis ibukota, macam Lia Amelia, Trio Singo Edan (Furi, Ira, Dian), personel D'Kabel, dan Ageng Kiwi yang kebetulan sedang menjadi tamu hotelnya. ”Nyatanya artis-artis itu antusias banget jadi resepsionis, hahaha...” bebernya.
Sebelumnya, semasih di Santika Premiere Jogja, dia sempat bikin ”ulah” dengan mematok room rate hanya seharga 20 sen. ”Nggak nyangka, tamu sampai berebut, begitu antusias. Padahal untuk mencari kepingan uang sen itu kan nggak gampang,” kenangnya.
Ya, di tangan Handono, dunia perhotelan dan seni ”ugal-ugalan” menjadi berkerabat akrab. Wajar pula jika kemudian oleh Handono, konsep ”CSR” pun tidak lagi corporate social responsibilty (tanggungjawab sosial perusahaan), melainkan diikhtiarkan menjadi cultural social responsibilty alias tanggungjawab sosial budaya. teguh argari bisono/dwi nr
BioHandono
Nama : Handono S Putro
Jabatan: General Manager Hotel Dafam Semarang
Kelahiran: Jakarta, 28 Oktober 1972
Status: Menikah, dikaruniai tiga putri
Nama: Nabila (12), Zahra (11), Neyza (9)
Agama: Islam
Hobi: Musik, melukis, membaca, dan berpetualang
Pendidikan: DIII Akademi Perhotelan dan Pariwisata Sahid Jakarta (lulus 1994)
Pengalaman Karir:
2011-sekarang - GM Hotel Dafam Semarang
2009-2011 - Korwil GM Jawa Tengah dan Jogja untuk Grup Hotel Santika
- GM Santika Premiere Jogja
2008-2009 - Executive Assistant Manager Hotel Novotel dan Ibis Solo
2001-2008 - Room Division Manager Hotel Ibis Malioboro Yogyakarta
1997-2001 - Executive Housekeeper Hotel Novotel Yogyakarta
1997 - Assistant Executive Housekeeper Golden Boutique Hotel Jakarta
1996-1997 - Senior Housekeeping Supervisor Hotel Dusit Mangga Dua Jakarta
1995-1997 - Housekeeping Supervisor Hotel Radisson Red Top Square Jakarta
1994-1995 - Room Attendant Hotel Ibis Slipi Jakarta
Pengalaman Organisasi:
2010-sekarang - Direktur Eksekutif Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata (LSP Par) DIY
- Assessor Kompetensi bidang Hotel
2004-sekarang - Ketua Indonesian Housekeeper Association (IHKA) Regional Jogja- Jawa Tengah
- Pengurus/Litbang Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia ((PHRI) Cabang Jogja
-Anggota Ikatan Ahli Perhotelan Indonesia (Iapindo)
2010-2011 - Wakil Ketua Penyelenggara Jogja Travel Mart (JTM)
2004-2006 – Tim Ahli dalam Pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan Pehotelan Dikmenjur Jakarta
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.