Home » , » Intan Avantie, Garasi Hati

Intan Avantie, Garasi Hati

Written By Harian Semarang on Sabtu, 05 November 2011 | 08.19

Hati menjadi kata kunci bagi desainer muda yang memulai berkarya dari garasi ini. Terutama dalam berinteraksi, bagi kehidupan dan karirnya selama ini.

ENAM tahun sudah perjalanan karir Intan Avantie di jagat rancang busana. Tak sedikit karya yang dihasilkannya. Sejumlah selebritas sohor pun telah mengenakan buah rancangannya. Sebutlah nama Gita Gutawa, Bunga Citra Lestari, Dewi Gita, Lea Simanjuntak, Rossa, Nadine Chandrawinata, Artika Sari Dewi, dan Sherina.

Dan yang paling menarik, sejak 2006 hingga sekarang, kebaya yang dikenakan Puteri Indonesia senantiasa busana hasil rancangannya. “Setidaknya dari 10 besar atau 5 besar, saya yang merancang kebaya mereka. Itu sudah saya lakukan sejak lima tahun lalu,” ujar putri perancang kenamaan Anne Avantie ini. 

Rancangan Intan, memang memiliki kekhasan yang tidak dimiliki desainer lain. Dengan mengambil ide dari alam sekitar, Intan mengembangkan kreasinya yang biasa disebut kebaya kontemporer.

“Sebagai ciri khas, saya mengandalkan proses colouring (pewarnaan). Jadi kain yang saya gunakan semuanya putih, untuk selanjutnya saya beri warna sendiri. Sehingga, banyak yang jadi terkesan karena warna kebaya rancangan saya tidak ada di mana pun,” ungkap pemilik nama lengkap Eufrasya Citra Intan Avantie ini.

Selain colouring, Intan juga mengandalkan detil, penggunaan payet, serta ukiran untuk memperkuat rancangannya. Untuk pemilihan bahan, beberapa jenis bahan diimpor dari luar negeri. Misalnya untuk brokat didatangkan dari Perancis. Sedangkan untuk beads atau manik-manik, dipilih produksi Taiwan.

“Brokat asal Perancis sangat bagus, karena bisa melekat ke tubuh dengan sangat baik. Ketika dikenakan akan jadi seperti second skin,” lanjutnya.

Intan membutuhkan waktu rata-rata dua bulan untuk menyelesaikan satu buah kebaya. “Tapi kalau ada yang butuh segera, minta waktu satu minggu pun dijabanin,” ujarnya, mantap.

Sejak Kecil
Tidak semua keberhasilan bermula dari sesuatu yang besar dan mewah. Justru tidak jarang, kesuksesan diawali dari hal sepele dan mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya.   

Intan mengaku sudah sejak kecil senang dengan tata busana, khususnya kebaya. Menjahit dan meronce, serta sesekali corat-coret rancangan busana sudah mulai dilakukannya sejak kelas V SD. Meski waktu itu baru untuk kesenangan saja.

”Saya mulai serius menekuni bidang ini sejak SMA. Waktu itu meski belum memiliki usaha sendiri, saya sudah mengerjakan rancangan busana. Pesanan kali pertama saya terima adalah kebaya untuk wisuda,” tutur Intan.

Dengan telaten, Intan mengerjakan sendiri rancangannya selama lebih kurang sebulan. Karya perdananya tersebut dihargai Rp 150 ribu. Nilai yang membuat kebahagiaannya membuncah.

Selepas kuliah, Intan memberanikan diri membuka usaha. Namun karena sudah tak ada lagi ruang di rumahnya yang memenuhi syarat, terpaksa dia menggunakan garasi sebagai kantor.

“Dengan sedikit merenovasi garasi, akhirnya jadilah kantor saya. Karena sudah tak mampu bekerja sendiri, saya mempekerjakan seorang karyawan. Kantor garasi saya di rumah yang lama bertahan selama tiga tahun, hingga akhirnya pindah rumah,” terangnya.

Tanpa dinyana, di rumah yang baru pun Intan ”kehabisan” ruangan untuk kantor. Sekali lagi, garasi kembali menjadi sasaran. Dengan sedikit sentuhan artistik, Intan berhasil menyulap garasi rumah ini menjadi kantor yang cukup representatif.

“Kita mulai saja dengan apa yang ada. Karena adanya garasi, ya tempat itulah yang saya optimalkan. Ibu pun tidak pernah protes ataupun memberi masukan. Saya diajarkan untuk mengoptimalkan apa pun yang telah saya miliki,” beber Intan.

Optimaliasi juga diwujudkan sebagai cara unik untuk meminimalkan konflik, baik dengan pelanggan maupun dengan karyawan. Kepada masing-masing karyawan diberikan sebuah diary atau buku harian pribadi.

“Kita sebagai manusia memiliki kelemahan yang mendasar, yaitu lupa. Maka untuk meminimalkan masalah, baik dengan pelanggan maupun karyawan, termasuk dengan saya sendiri, saya gunakan diary tersebut,” cetus Intan yang kini menaungi 40 karyawan di butiknya.

Selain itu, demi memelihara kenyamanan kerja, Intan mengaku sangat memperhatikan masalah kesejahteraan. “Kesejahteraan bagi karyawan merupakan hal utama. Tapi saya juga memberikan reward and punishment. Biar ada disiplin di situ. Intinya, karyawan saya minta bekerja dengan hati. Tujuannya tak lain untuk lebih mengoptimalkan kerja, selain untuk terciptanya suasana kerja yang kondusif,” paparnya. nur hidayat/dnr

BioIntan
Nama : Intan Avantie   
Nama Lengkap : Eufrasya Citra Intan Avantie
Panggilan : Intan
Kelahiran : Surakarta, 17 November
Anak ke : Sulung dari 3 bersaudara
Orangtua : Yoseph Henry Susilo-Anne Avantie
Suami : Carolus Christinus
Anak:
1. Matthew Archiello Keenant Wijasena
2. Arkayrra Keinant A
Butik : Inav by Intan Avantie
Alamat  : Jl Indraprasta 97, Semarang
Prestasi :
- Juara I Lomba Rancang Kebaya Modifikasi (Majalah Perkawinan) 2001
- Beasiswa Gading Young Designer Award 2004
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Gagas - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger